0 gerimis

13 Mar 2013

ketika semuanya hancur berantakan
dan kamu hanya bisa pasrah
memandangi dari kejauhan
berharap semoga semua imajinasi masa lalu tersapu percikan gerimis
berharap semoga Allah memberikan yang lebih baik
lebih baik daripada apa yang kamu imajinasikan

0 poverty, social exclusion, and welfare

22 Nov 2012

*liat postingan di bawah-bawah
duh tadinya mau bikin sampai part 5 tapi males hahaha yaudah kapan-kapan saja

copas dari tumblr saya, sepertinya lebih baik ditaro disini

materi PIS kali ini cukup menarik, poverty, social exclusion, and welfare, perkataan dosenku tadi membuatku berpikir ulang, memang semuanya tergantung kau melihat dari sisi apa. mau review aja, tadi tes kecil cuma bener 4 dari 7 soal wkwk orz, sepertinya aku harus rajin-rajin nyari materi yang terpencar kayak puzzle itu. aku yang salah ngga persiapan dari kemarin

kelas kuliah tadi lebih ditekankan oleh masalah poverty, welfare ngga terlalu dipelajarin, malah ngga, oh handout kau menyesatkanku

poverty: absolute and relative
http://theblackinventor.com/wp-content/uploads/2011/01/World-Poverty.jpg
seketika teringat bercandaan remaja remaja labil, cantik itu relatif dan jelek itu absolut. bukan, ini bukan ngomongin dalam arti seperti itu. 

kemiskinan absolut berarti keadaan dimana sumber daya yang dibutuhkan untuk bertahan hidupmu tidak terpenuhi dengan baik, seperti makanan, pakaian, atau tempat tinggal.

sedangkan kemiskinan relatif maksudnya ukuran poverty line (garis kemiskinan) tiap negara pasti beda, orang yang tergolong miskin di jepang saat pindah ke indonesia belum tentu jadi miskin
(oke maaf ga tersampaikan dengan baik benar tapi intinya seperti itu eue)
Out of a population of 234 million, more than 32 million Indonesians currently live below the poverty line and approximately half of all households remain clustered around the national poverty line set at 200,262 rupiahs per month ($22)
(source: worldbank, indonesia overview)
dibawah 1$ perhari.. menurut world bank, dibawah $ 1.25 per hari itu udah masuk extreme poverty (masih kontroversional)
sedangkan di amerika poverty linenya US$ 15.5 per day, angka poverty linenya relatif kan?
(source: wikipedia)


blaming the system, blaming the victim
kenapa di handout terjemahan bahasa indonesianya jadi kemiskinan struktural, budaya kemiskinan dan budaya ketergantungan? bahasa inggrisnya terlihat lebih ‘ngena’. ini jenis pendekatan loh ya. dua pendekatan untuk menjelaskan kemiskinan

blaming the system
sistem, yang kita tau, sistem itu satu salah, salah semua. karena mereka sistem. bagian-bagian yang terhubung menjadi satu. unsur-unsur mereka merupakan satu kesatuan yang tak bisa lepas
pola pikir para aktivis, selalu melihat dari sisi ini dan selalu menyalahkan sistem  -dosen sosiologi
(sebentar, banyak noise di perpus, ga konsen orz)
seperti masalah pemerintah dan kebijakan-kebijakannya yang pasti ada pro dan kontranya. contohnya banyak lah, ga perlu dibahas lagi
jika diterjemahkan jadi struktural, seelain itu struktur disini punya arti lebih luas dan berkaitan dengan proses sosial seperti kelas sosial, gender, etnis, posisi okupasi, pendidikan, dll. ini yang jadi penghambat seseorang keluar dari masalah kemiskinan

blaming the victim
yak lanjut, blaming the victim. diartikan sebagai masyarakat kelas bawahlah yang bertanggung jawab atas kemiskinannya. kenapa? karena mereka tidak terampil, tidak punya motivasi untuk mobilisasi ke atas, kurang bermoral, dan ketergantungan dengan bantuan. mental, mental orang indonesia, merasa aman dan nyaman dalam keadaan seperti lalu merasa tidak perlu untuk mobilisasi, begitu katanya

aku pernah mendengar ibu-ibu bertanya kepada pengamen cilik. ‘dek, itu sehari dapet duit berapa?’ ‘tujuh puluh ribu’ sambil cengengesan dia mengaku kayak gitu. percaya atau tidak 70.000x30 = 2.100.000. setara gaji pns.. buat sekolah cukup banget loh. kenapa bisa gitu ya? manajemen uang mungkin yang salah, atau mereka dipalakin tiap hari sama bandarnya? entahlah

biasanya suatu negara condong ke salah satu pendekatan di atas. tapi indonesia? keduanya..

yah ngga salah sih ngasih uang ke pengamen/pengemis dengan niat amal, tapi coba dipikirkan lagi deh, lebih baik kita membantu mereka agar sadar diri untuk melakukan mobilisasi vertikal. cuma, bagaimana solusinya ya? katanya lebih baik memperbaiki struktur. coba kita ambil contoh saat pembuatan ktp di kelurahan, tanpa dipungut biaya, begitu katanya, cuma petugasnya tetap minta uang buat biaya administrasi. hm..

personal choice, jangan dilupain. tiap orang berhak memilih dan punya kebebasan. seperti halnya buang sampah sembarangan. reaksi nenekku kalau ada hujan deras pasti langsung ambil tong sampah membuang sampah-sampah itu ke got besar, biar ngalir katanya. dibilangin berkali-kali pasti kalah debat deh
wut ini saya ngomong apa ya

social exclusion
ini beda lagi, meskipun mirip-mirip sama poverty. jadi individu tersebut tidak dapat secara penuh terlibat dalam masyarakat. eksklusi sosial lebih menekankan kearah kurangnya ‘akses’
akses apa sajakah? bisa sumber daya dan penghasilan, pasar tenaga kerja, public services(kesehatan, pendidikan, dll), dan relasi sosial
contoh: suku pedalaman di papua? sulitnya mencari lowongan pekerjaan untuk penyandang cacat dan tamatan SMP? tapi aku nangkepnya mirip-mirip pengucilan deh, alienation. setelah searching-searching ternyata cakupannya luas sekali
jadi apakah orang kaya eksentrik yang tinggal sendirian di pulau pribadi itu termasuk eksklusi sosial? tidak. bagaimanapun karena dia kaya maka pasti punya akses

terus gue tiduuuurrr otl otl gatau kenapa selalu tidur, ga sadar diri, tiba tiba item dan waktu sudah berjalan.

bahan diskusinya tadi.. salah satu program pemerintah dalam memberantas kemiskinan yaitu dana BOS. aku kelewatan, tiba-tiba tidur ga sadar diri orz. pas bangun-bangun ngomongin rsbi

tunggu, saya stuck, blank, bingung mau nulis apa lagi

tiba-tiba inget ltm agama belum dikerjain. sudah cukup cuap-cuap yang menggantung dan masih dipertanyakan ini. kapan-kapan dilanjutkan

0 perjalanan kita belum terhenti sampai disini, kawan (part 2)

31 Okt 2012
batas terakhir pendaftaran monbukagakusho scholarship adalah hari ini, tanggal 15 juni
jam 8 pagi F sudah stand by di sekolah untuk meminta nilai lengkapnya. namun, ketika di SMS dan telpon, ternyata jam 10 masih saja belum selesai. karena orangnya ga sabaran, aku langsung naik angkot dan pergi ke sekolahnya F.

disambut dengan ramah oleh beberapa guru dan disuguhi es kelapa muda disana. agak miris, administrasi dan segalanya berbeda dengan sekolahku. karena ini smk swasta, semuanya terlihat tidak teratur. bahkan nilai rata-rata belum dihitung, rekapannya tidak ada. aku..bingung
kemudian adzan berkumandang, sambil memandangi jam dinding di kantor guru, kecemasanku bertambah. BRAK! "pak, maaf.. biarkan saya yang menghitung rata-ratanya!" guru tersebut terlihat kebingungan di depan laptop, melihatku sambil agak malu. "boleh kan, pak?"

aku tahu F juga cemas, tapi dia menyembunyikannya, aku juga tahu aku tidak sopan, tapi mau gimana lagi? kantor kedutaan besar jepang akan tutup jam 4 sore sementara jam 2 siang aku masih berada disini. aku tidak mau membiarkan F menyia-nyiakan kesempatan ini.

kira-kira jam 2 baru selesai melegalisasi daftar nilai tersebut dan semacamnya. F meminjam telepon TU untuk menelpon kedutaan besar jepang, memastikan bahwa dia tidak akan terlambat.

A: apa katanya?
F: ditungguin kok sampe malem, tapi bagian pendidikan udah tutup, nanti dikumpulin ke satpam aja
A: yaudah nanti beli amplop deh di warung

dengan setengah berlari, aku dan F meninggalkan sekolah itu, menuju warung terdekat yang menjual amplop coklat. kemudian lari menuju stasiun citayam, membeli tiket commuter line, turun di manggarai, berjalan jauh seperti rute yang kemarin.

F: kemarin kan numpang sholat di sarinah, sekarang di lotus aja ya
A: iya ya, ntar dulu kumpulin ini dulu deh

tunggu sebentar, emang di kedubes gaada mushola? ga kepikiran deh .__.

kita sampai disana sore, lupa jam berapa, intinya udah gaboleh masuk lagi, jadi amplop yang berisi dokumen itu dikumpulkan di satpam. semoga diterima, begitu doanya F

jalan ke lotus, tunggu, ini mall kok udah nyampe ujung? musholla dimana? muter muter ternyata gaada musholla! akhirnya kita tanya satpam

satpam: gaada dek, adanya masjid di belakang sana, kalau mau numpang di mushollanya karyawan pizza hut

mall segede gini mushollanya cuma 3x3 meter? ya ampun
dan kita pulang..

oh iya lupa, kemarin kita sempet nyasar, ke bekasi....
aku dan F ngga denger pengumuman kereta, dan baru sadar saat di ujung, ternyata kita naik kereta arah bekasi, bukan bogor haha, kemudian kami menunggu kereta balik lagi ke manggarai untuk transit dan naik kereta ke bogor. alhasil aku baru sampai di rumah pukul 10 malam, ga akan terlupa deh :')

0 perjalanan kita belum terhenti sampai disini, kawan (part 1)

dulu, waktu aku masih duduk di bangku SMP, masih jaman-jamannya pencarian jati diri, friendster, dan sebagainya, disitulah aku mulai mengenal dunia, bahwa dunia itu luas, tetapi sempit. saat itu pertama kalinya nemu komunitas animanga tingkat internasional. ternyata salah satu dari member tersebut adalah tetangga dari temanku, nama aliasnya saki. entah kenapa sejak saat itu aku mulai akrab dengannya sampai sekarang. dari dulu cita cita kami sama, mimpi kecil yang masih belum tersampaikan hingga sekarang, yaitu menginjakkan kaki ke jepang. mungkin aneh, tapi yaa itulah mimpi kita.

udahan basa-basinya

kemudian pas kelas 11 sma aku nemu ini


apa salahnya untuk mencoba?
kami bertekad, kalau sudah kelas 12 kita harus apply scholarship ini, kebetulan kualifikasi awal untuk S1 adalah nilai rata-rata rapot harus diatas 85. dan alhamdulillah kita berdua melewati angka tersebut

aku tidak terlalu ingat tanggal-tanggal dari semuanya, tetapi aku baru menemukan informasi baru saat bulan Juni. batas terakhir pendaftaran adalah tanggal 15 Juni, sementara kita belum mempersiapkan apapun, karena terlalu fokus terhadap snmptn tulis yang berlangsung pada 12-13 juni. lalu kami sepakat untuk mendaftar di kedubes jepang tanggal 14. mepet, banget.

semua dokumen lengkap, cuma kita kesana naik apa? kita berdua sama sekali ga pernah kesana, yang ada hanya informasi minim bahwa kedubes berada di jalan MH. Thamrin. kita gatau ke MH. Thamrin mesti naik apa orz

akhirnya kita memanfaatkan kecanggihan teknologi masa kini, google maps
pertama kalinya ini jalan cuma manfaatin google maps. setelah nyatet beberapa spot penting dan nama jalan barulah kita berangkat. sambil bawa-bawa map dan tas kecil, kita berkelana membawa harapan (asik)

naik commuter line jam 10, berharap sampai disana sebelum sore. akhirnya 1,5 jam (kalau ga salah) sampai di stasiun manggarai, kita jalan... iya, karena gatau mesti naik kendaraan lagi kita jalan, menempuh jarak yang kira-kira 3-5km. mencari jalan dalam catatan kecil yang ditulis tadi dengan bantuan google maps

kita melewati sevel, beberapa perusahaan besar, mall, mobil mewah, preman bertato, bar yang ada patung cewenya --sambil merinding takut, terus bule seliweran, banyak bapak-bapak pake kemeja sambil jalan cepet, kita seakan-akan melihat pemandangan "jakarta yang sebenarnya"

F: "ini gedung ibis dimana sih?"
A: "eh kenapa kita ngga gambar petanya aja ya, daripada cuma nyatet spot beginian?"
F: "...."

kemudian kita lewat sarinah, sambil berpikir nanti numpang sholat disini aja kali ya, kemudian jalan lagi. dan akhirnya kita nyerah, tanya satpam bank mandiri

F: "pak, kedutaan besar jepang dimana ya, pak?"
Satpam: "itu dek di seberang, yang ada bendera jepangnya" *sambil nunjuk
F: "oh itu, terus nyebrangnya gimana pak?"
Satpam: "ga bisa dek.. mesti balik ke jembatan penyebrangan tadi.."
.............................okay.jpg

jadi mau ga mau ya kita balik lagi, mengingat jalan MH Thamrin itu besaaar banget ngga kayak jalanan di depok

(diatas jembatan penyebrangan)
F: "jadi ini ya yang namanya jakarta?"
     "sebenarnya kita tuh ga perlu susah-susah pergi ke luar negeri, kita udah punya semuanya di indonesia"
A: "iya, tapi sayangnya cuma buat jakarta.."

sampai disana, lap-lap keringat, menggulung lengan, kemudian berjalan. kita berdua melihat antrian panjang di depan kedubes jepang. seketika nyali kami ciut. ternyata yang daftar banyak ya..
dilihat dari jauh kayak benteng

tetapi aneh, kenapa mereka malah mengumpulkan amplop coklat di satpam dan menuliskan alamat dengan tujuan kedutaan jepang departemen pendidikan? kenapa tidak langsung masuk saja? kemudian kami melihat mbak mbak yang membawa amplop, masuk melewati pintu depan. mungkin dia ingin mendaftar juga

setelah masuk, KTP ditahan di pintu depan, untuk alasan keamanan. kemudian berjalan ke sebuah ruangan untuk pemeriksaan tas, baru kami dibolehkan untuk masuk. cuma.. bingung mesti ngapain. hening selama beberapa menit, cuma berdua disana

A: "kita naik tangga nih?"
(ada mbak-mbak lewat)
M: "mau daftar beasiswa ya?"
A&F: "iya"
M: "undergraduate bukan?"
A&F: "iya"
M: "oh, naik keatasnya bareng yuk"
alhamdulillah deh nemu orang, kita naik tangga, lalu masuk deh ke bagian pendidikannya itu. ternyata digabung sama perpustakaannya ya. di dalam, penuh, nyerahin dokumennya juga ngantri. staff disana ngomong pakai bahasa indonesia campur jepang, lucu
kita ambil semua flyer di informasi kayak anak kesurupan
lalu menuju pojok ruangan, tempat penyerahan dokumen untuk melamar beasiswa. saat giliranku tiba, mapnya malah suruh dibuka, nyerahinnya langsung kertas aja gitu (terus buat apa beli map?), selesai, tinggal tunggu hasil, nanti akan diberitahu, katanya
saat giliran F, ditolak...

A: kenapa? kok dibalikin lagi?
F: katanya butuh nilai lengkap, di sekolahku cuma ada SKHUN sama rapot fi, ga kayak kamu nilai uts uasnya ketauan
man, ini kedua kalinya ngelamar beasiswa dan selalu teman pendampingku yang ditolak
oke gapapa besok kita ke sekolahmu terus kesini lagi, begitu kataku untuk menenangkan dia

dalam perjalanan, mampir ke sarinah. beda dengan mall-mall lain, sarinah itu bisa dibilang 'indonesia banget'. banyak ukiran ukiran kayu yang khas indonesia. disana aku dan F makan, lalu sholat, pulang

semoga perjalanan kita kesini ga sia-sia ya.. begitu kata F
pulang, berjalan menempuh 3-5km lagi untuk balik ke stasiun manggarai..

0 postingan galau asdfghjkl

25 Okt 2012
Akhir-akhir ini aku merasa kehilangan semangat. Ya mau gimana lagi, ini mungkin udah takdir dari Tuhan. Rencana yang udah matang-matang dibuat, rusak karena kebodohanku sendiri.Inilah alasan mengapa tiap rencana A harus dibuat rencana B. (udah cukup dua aja, ga usah banyak-banyak biar lebih fokus)

Sampai sekarang aku masih merasa bersalah, teman lesku yang pengeeen banget masuk ilmu komunikasi UI ngga dapet, padahal waktu Try Out nilai dia selalu diatasku. Sementara aku sendiri? Boro-boro, lolos pilihan kedua, sastra jepang, aja udah Alhamdulillah banget..

Tapi kenapa semuanya berbalik arah? Hasil Try Out bukanlah segalanya, kepilih dari SMAmu buat ikut SNMPTN undangan juga bukan segalanya. Lolos atau tidaknya kamu disini tergantung dengan faktor keberuntungan. Di SMA, aku selalu dapat peringkat 20 kebawah, mentok-mentok pernah 11, terus turun lagi. Ulangan kena remedial terus, males-malesan, saat orang-orang mikirin SNMPTN undangan aku cuma diem (ya ga bakal kepilih juga lah!). Pernah waktu itu ada yang curhat sampe nangis-nangis karena ga keterima undangan, sementara aku? Cuma pokerface, selain aku ga biasa diajak curhat dan nanggepin curhat, aku ga ngerti kenapa dia sedih, toh dapat undangan belum tentu lolos juga kan?

Hingga suatu hari ada seorang guru yang bertanya, saat bulan Juni, sebelum SNMPTN tulis dimulai,
Bu guru: Afifah, kamu masuk mana?
Ini, ini maksudnya apa? SNMPTN tulis aja belom. Saat yang lain sibuk dengan undangan, sakit deh rasanya. Inilah yang bikin aku jleb banget dan pengen ngebuktiin kalau aku bisa. Aku ingin mencintai pelajaran dalam SNMPTN, belajar terus, rajin ngerjain soal, pokoknya jadi niat banget lah

Aku yang selalu ingin masuk pilihan kedua (dengan asumsi bahwa aku pasti ga lolos di pilihan pertama), malah masuk ke pilihan pertama. Jadi saat orang lain senang-senang waktu pengumuman SNMPTN Tulis, ya aku juga senang, cuma ada yang mengganjal, disini (nunjuk ke jantung).


G: Fi, awalnya aku ga percaya loh kamu bisa masuk ilmu komunikasi
A: Sama, aku juga

Apa tujuanku?

Aku sama sekali ga punya pikiran masuk ilmu komunikasi itu apaan, ngapain, kerjanya gimana. Yang jelas aku pilih ilmu komunikasi karena di SKSnya ada mata kuliah desain komunikasi visual. Udah itu aja.

Sama sekali ga kebayang kalo ternyata ilmu komunikasi itu luas banget, kamu bakal belajar bisnis dan psikologi juga, untuk yang mau masuk iklan, otak kanan harus aktif, etika komunikasi, wah pokoknya banyak banget deh. Lambat laun aku mulai mencintai pelajaran yang disini. Tapi, muncul masalah lain, bagaimana dengan orang-orang disana?

Anak komunikasi itu harus gaul! Anak komunikasi harus aktif!

Dan ternyata benar. Semuanya berbeda denganku, sampai saat ini aku juga masih belum punya teman yang sepikiran. Jadi ingat kata kakak senior, "Presscomm itu tujuannya biar kalian tambah deket", tapi kenyataannya, kamu dan aku berteman itu hanya saat presscomm. Kemudian aku merasa beberapa teman SMA yang sejurusan mulai menjauh, entah kenapa, seakan-akan berkata bahwa 'kenapa kamu disini? tempatmu bukan disini.' (note: imajinasiku tinggi, perlu diingat bahwa persepsi tiap individu berbeda)

Ingatanku juga pendek, otakku cenderung hanya mengingat beberapa hal yang penting saja. Jadi maaf kalau aku masih belum bisa mengingat kalian. Ke-introvert-anku juga menjadi masalah saat mencari teman disini. Ada beberapa yang baik, cocok denganku mungkin? hanya saja aku masih kehilangan arah kalau tidak ada mereka.

Kemudian aku mulai menarik diri.

Aku merasa nyaman dalam kesendirian. Kuliah jadi kupu-kupu cantik. kuliah-pulang-kuliah-pulang tapi IP cantik (AMIN!). Saat kuliah selesai, aku berjalan ke perpustakaan pusat, menuju spot favorit untuk bercengkrama dengan laptop, numpang wifi, download anime, selesai, pulang, jalan ke stasiun, menunggu kereta sambil baca buku, pulang main game dulu, internetan, begadang, bangun pagi, masuk ke kelas pas masih sepi, internetan, kembali ke awal lagi. hingga mencapai titik kejenuhan. Keseharianku hanya itu. Hampa. Makanya aku sekarang masih berusaha untuk -setidaknya ngumpul depan kopma- mencoba untuk berbaur, hanya saja, yah aku masih invisible di mata mereka ._. Mungkin aku yang kurang senyum, aku juga diam aja sih, tapi apa ya, aku merasa ngga nyaman aja ngeluarin suara.

Aku ga mungkin mundur, buang-buang waktu, aku ga mau ngulang ospek lagi, trauma. Kalian tau dampak negatif dari ospek? Terutama kakak senior yang jadi tibum, kalian bakal ke-cap jahat, dan itu bikin beberapa orang trauma, kecuali kalau juniornya easy going. Nah, kalau semua orang kayak aku gimana?

Aku yakin aku ngga sendirian, masih banyak orang dengan kasus seperti ini. Introvert. Salah jurusan, tapi hebatnya bisa struggle disana.Ya, susah ya, kalian masih aman dalam pikiran sendiri, namun rapuh saat terjun ke dunia yang 'masih belum aman'. Parahnya lagi, hal ini normal. Aku yakin pasti semua dunia perkuliahan

Kembali ke tujuan awalku, belajar setinggi-tingginya dan ke Jepang
Semester pertama belum selesai, kita lihat saja nanti perkembangannya

*maaf bahasanya kebawa sama PPI

0 tentang ngelamar beasiswa kemaren

12 Mei 2012
note: ini adalah postingan yang sangat-panjang-sekali

jadi gini, waktu itu aku ngeliat statusnya nitya tentang beasiswa di suatu tempat. yah aku masih nyantai nyantai aja tuh, ternyataaaa kelewatan sampe sebulan. baru inget lagi pas arum dispen buat daftar beasiswanya. padahal 4 hari ditutup trololol. langsung searching dan ngajak temen yang mau ikut. dan yang cuma mau cuma M (disamarkan)

setelah diurus kesana kemari dan lengkaplah sudah berkasku, ketemu M pas pulang
M: fah, mau daftarnya kapan?
aku: hari kamis
M: oh, yaudah gue kesananya besok
aku: (dalam hati aku ngomong: yaudah sono)
ternyata besoknya

M: fah, besok berangkatnya gimana?
aku: naik.. mobil?
M: oh bareng dong!
aku: eh aku bareng orangtuaku!
M: gapapa gue ikut ya?
aku: (dalem hati, nahlo gimana gue bilangnya ini)
giniloh, orangtuaku emang ngelarang banget sama yang berbeda gender, gimana ya, aku dijaga banget padahal ngga kenapa kenapa, dan.. susah ngomongnya. yah pokoknya gitulah ==a

pas malem aku coba sms si M, inti kasarnya sih "jangan ikut mending lu bawa mobil sendiri aja deh" tapi diperhalus (sadis), tapi ternyata baru tau nomer itu ngga aktif lagi ==
besoknya lagi ada halal-bihalal di sekolah, aku udah minta izin sih sama wali kelas dan guru piket (bawa orangtua sih hoho), ga mikir dah tuh si M gimana. lalu ada sms
M: "nanti kalo mau berangkat sms ke nomor ini ya"
aku: "berangkat sekarang"
M: "yaudahlah cau sekarang"
aku: "eh lu bawa mobil sendiri ga?"
ternyata ga dibales lagi
aku udah jalan ke mobil, dan nungguin ini si M jadi apa engga sih, kalo bawa mobil sendiri kan bisa iring iringan gitu, gausah nebeng nebeng
aku: bu, ada temen yang mau ikut
ibu: yaudah, pak tunggu dulu ada temen afi yang mau ikut
aku: .....tapi temennya cowok
bapak: HAH? kalo cowok ngga boleh!
aku: ngga, siapa tau dia bawa mobil jadi bisa ngikutin di belakang (ngeles). (ternyata pas kucari gaada mobil M, nahlo)
sekitar 5-10 menit kemudian, dateng M dengan tampang memelas. lalu balik lagi
aku: itu pak temennya
ibu: udahlah pak, kasian. sana panggil temennya
aku: (manggil M)
M: om, tante, numpang ya
aku: lu duduk di depan ya (ogah banget kalo berdua di belakang--; dan dia duduk di depan)
yaa selanjutnya basa basi-lah biasa. karena perjalanan jauh banget, setengah jam kemudian... si M tidur. sumpah malu-maluin banget. mana mulutnya mangap, ngadep keatas, terus ngorok dikit, ni anak ==; pas udah mau deket baru deh dia bangun

kita masuk ruangan, ibuku cuma nganter sampe depan tempatnya doang. lalu masuklah aku sama Mdisana kita bukan ngedaftar, tapi ngelamar, kayak orang kerja sumpil. ngeri banget pas ngeliat orang (yang mungkin adalah seorang dosen) ngomong kaku, gue gugup pas mau nyerahin, maka si M duluan
(mungkin dosen setempat): *ngeliat-liat berkasnya. fotonya mana?
M: AH! lupa pak
(mungkin dosen setempat): *hanya diam. pendaftarannya tutup besok loh
M: besok saya balik lagi deh pak
malang sekali nasibnya. kasian. karena aku ga berani ngomong apa-apa dan emang pendiam, makanya aku ngga ngomong apa-apa, tapi dalem hati sih kasian(got it?) . alhamdulillah aku lancar sih. pengumuman seleksi berkasnya minggu kedua Mei, doain ya kawan!


*pas balik ke mobil
M: om, saya mau pulang sendiri aja ya om
bapak: loh kenapa? emang rumahnya dimana?
M: di citayem, ini mau menjelajah keliling-keliling daerah sini biar ngerti, makasih ya
ibu: hati-hati ya
(pas M udah ilang)
aku: M ga bawa pasfoto tuh
semua: OOOHHHH!

dan begitulah semuanya berakhir, mungkin ini ya perasaan waktu ngelamar kerja, tepi minus orang tua. begitulah yang aku pikirkan

pengumumannya udah keluar kemaren, dan ternyata aku ga lolos :p, mungkin karena surat rekomendasinya aku copas dari orang tanpa edit *eh, atau mungkin nilaiku kurang, atau mungkin emang awalnya aku ngga terlalu niat ini, atau mungkin aku kurang doa. namanya juga coba coba (jangan ditiru eh). semangat snmptn ya kawan :D

0 hidup ini..

22 Apr 2012
hidup ini penuh dengan pilihan. kita diwajibkan untuk memilih apa yang dikorbankan untuk mendapat yang terbaik. bukan berarti pilihan yang kita korbankan itu tidak baik. tetapi, inilah hidup. kadang diatas, kadang dibawah. kadang suka, kadang duka. kadang bahagia, kadang menyakitkan